Kamis, 21 Maret 2013

Menantu Rosulullah Saw yang bernama Imam 'Ali bin abi thalib Karomallahu wajhah

Telah masyhur di kalangan ulama, khususnya ulama sufi bahwa Rasulullah saw menerima ilmu makrifat Allah swt kemudian diajarkan secara khusus kepada Imam Ali (R.a). Sepanjang masa risalahnya, secara berkesinambungan Rasulullah saw mengamalkan ilmu ini. Dengan bantuan Ilahi dan pengawasan Rasulullah saw, Ali menghafal semua ilmu ini. Lalu atas pesan dan perintah Rasulullah saw, beliau menuliskannya bagi para imam sesudahnya dari keturunannya. Dengan cara inilah, telah tersedia kitab-kitab sehingga Imam Ali (R.a) dapat dikategorikan sebagai penyimpan ilmu nubuwah dan pintu ilmu Rasulullah saw. Rasulullah saw berkali-kali memuji kedudukan ilmu Ali (R.a). Di antaranya dalam sebuah hadits, beliau bersabda: ”Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya. Barangsiapa yang menghendaki ilmu, ia harus memasukinya melalui pintunya.”(Mustadrak Al-Hakim, jilid 3, hlm 127) Para sahabat Rasulullah saw mengakui kedudukan ilmu Imam Ali (R.a), khususnya dalam urusan pengadilan. Abu Hurairah mengutip dari Umar bin Khatab bahwa dalam urusan pengadilan, Ali adalah yang paling alim daripada yang lain. (TabaqatIbnSa’ad, jilid 2, hlm 339) Sua’id bin Musabbab mengatakan: “Umar senantiasa berlindung kepada Allah dari problema jikalau AbulHasan (Ali) tidak berada di sana.” (TabaqatIbnSa’ad, jilid 2, hlm 339) Al-Qomah mengutip dari Abdullah, ia berkata: “Di antara kami dikatakan, Ali bin Abi Thalib, dalam urusan pengadilan, adalah lebih berilmu dari pada semua warga Madinah.” (TabaqatIbnSa’ad, jilid 2, hlm 338) Aban bin Ayyas berkata: “Aku bertanya kepada Hasan Al-Bashri tentang Ali (R.a). Ia mengatakan: “Apa yang harus aku katakan tentangnya? Dia paling dahulu dalam memeluk Islam.Keutamaan ilmu serta fiqih dan pandangannya tiada tertutup bagi siapa pun. Ia selalu bekerjasama dengan Rasulullah saw. Keberanian, zuhud, serta pengenalannya dengan persoalan pengadilan dan kekeluargaannya dengan Rasulullah saw tak dapat dipungkiri.” (SyarahNahjulBalagahah, IbnAbilHadid, jilid 4, hlm 96) Ibnu Abbas mengatakan : “Ilmu Rasulullah saw berasal dari ilmu Allah dan ilmu Ali berasal dari ilmu Rasulullah saw; ilmu ku dari ilmu Ali; ilmu ku dan para sahabat lainnya di banding dengan ilmu Ali adalah seperti setetes air di hadapan tujuh lautan.” (Yanabi’ Al-Mawaddah, hlm 80) Ibnu Abbas mengatakan : “Setiap kali ada orang yang dapat di percaya untuk mengutip fatwa adalah Ali (R.a). Maka, kami tidak berani mendahuluinya.”(ThabaqatIbnSa’ad, jilid 2, hlm 348) Udzainah Abdi mengatakan: “Aku bertanya kepada Umar mengenai menunaikan Umrah. Dari mana aku mesti memulai ihram?”Ia menjawab: “Tanyalah kepada Ali!” (DzahairulUqba, hlm 79) Abu Hazim berkata: “Seorang lelaki datang menjumpai Muawiyah dan menanyakan suatu persoalan. Dalam jawabannya, Muawiyah berkata: “Tanyalah kepada Ali sebab dia adalah yang paling alim.” Lelaki itu berkata, “Jawabanmu lebih baik di sisiku dari pada jawaban Ali.”Muawiyah berkata: “Engkau berkata buruk! Engkau menyatakan kebencian terhadap seseorang yang Rasulullah telah ajarkan kepadanya ilmunya, beliau bersabda: “Kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa, kecuali sesudah ku tidak akan ada nabi.” Umar pun dalam menyelesaikan persoalan merujuk kepada Ali.” (DzahairulUqba, hlm 79)